Perang Saudara di Amerika

Perang Saudara di Amerika

Pada 12 April 1861, pecah Perang Saudara yang menjadi lembaran kelam sejarah di Amerika Serikat (AS).  Perang yang berlangsung selama empat tahun itu menjadi ajang duel antara Pasukan Union (pemerintah) dari kawasan Utara dengan pasukan Konfederasi dari bagian Selatan.
Stasiun televisi The History Channel mengungkapkan bahwa Perang Saudara dimulai saat Pasukan Konfederasi melancarkan serangan lewat tembakan meriam ke benteng pasukan Union di Fort Sumter, Charleston Bay, North Carolina.
Setelah 34 jam baku tembak, benteng itu berhasil direbut Konfederasi, namun dua hari kemudian Presiden Abraham Lincoln mengumumkan seruan untuk merekrut 75.000 relawan demi membantu pasukan pemerintah memberantas pemberontakan dari kawasan selatan.
Perang ini dilatarbelakangi oleh konflik antara pemerintah di kawasan Utara dengan para tuan tanah di wilayah Selatan mengenai isu perbudakan. Saat itu, Lincoln memutuskan bahwa sudah saatnya praktik perbudakan dihapuskan. Kebijakan itu ditentang pihak Selatan.
Para penguasa Selatan lalu berencana untuk memisahkan diri dari pemerintah AS. Pada 1860, mayoritas negara-negara yang masih mempraktikan perbudakan secara terang-terangan akan berpisah dari AS bila Partai Republik, yang dikenal sebagai partai anti perbudakan, menang pemilihan umum (pemilu).
Lincoln, yang diusung Partai Republik, akhirnya menang pemilu dan ini mengundang reaksi keras dari pihak Selatan. Negara bagian  South Carolina lalu berinisiatif mengeluarkan undang-undang yang menyatakan memisahkan diri dari pemerintah AS.
Dalam hitungan pekan, lima negara di kawasan selatan bergabung dengan South Carolina - yaitu Mississippi, Florida, Alabama, Georgia, dan Louisiana.  Pada Februari 1861, para perwakilan dari negara-negara bagian itu sepakat membentuk Negara-negara Konfederasi Amerika. Pemimpin pertama pun dipilih, yaitu Jefferson Davis.
Saat Lincoln dilantik sebagai presiden pada 4 Maret 1861, sebanyak 7 negara (termasuk Texas) telah menyatakan diri berpisah dari AS. Pertentangan dua kubu akhirnya tak tertahankan sehingga akhirnya pecah baku tembak, yang dimulai dengan penyerangan pasukan Konfederasi ke Fort Sumter.
Perang yang berakhir pada 1865 itu menewaskan sedikitnya 620.000 tentara dari kedua kubu, namun jumlah korban jiwa dari warga sipil  tak terhitung sehingga perang ini dikenang sebagai konflik paling berdarah dalam sejarah AS. 
Previous
Next Post »