10 orang Kristen Yang Paling Berpengaruh Di Dunia






Agustinus dari Hippo









Aurelius Agustinus, Agustinus Hippo ("Yang tahu banyak") (lahir 13 November 354 – meninggal 28 Agustus 430 pada umur 75 tahun) adalah seorang santo dan Doktor Gereja yang terkenal menurut Katolik Roma. Ia diakui sebagai salah satu tokoh terpenting dalam perkembangan Kekristenan Barat. Dalam Gereja Ortodoks Timur, yang tidak menerima semua ajarannya, dia biasanya dipanggil "Augustinus Terberkati". Banyak orang Protestan juga menganggap dia sebagai salah satu sumber pemikiran teologis ajaran Reformasi tentang keselamatan dan anugerah. Martin Luther, tokoh gerakan Reformasi, banyak dipengaruhi oleh Agustinus (Luther dilatih sebagai biarawan Augustinian), dan dalam fokus umum Protestanisme, mengikuti Agustinus, dalam dosa asal yang menuntun ke penilaian pesimis dari sebab dan aksi manusia terpisah dari Tuhan.
Tulisan-tulisannya - termasuk Pengakuan-pengakuan Agustinus, yang seringkali disebut sebagai otobiografi Barat yang pertama - masih dibaca luas oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia.

Fransiskus dari Assisi

Santo Fransiskus dari Assisi atau Asisi (lahir di Assisi, Italia, 5 Juli 1182; meninggal di sana pada 3 Oktober 1226) mendirikan Ordo Fransiskan atau "Friars Minor". Dia adalah santo pelindung hewan, pedagang, dan lingkungan.
Bukan sebuah kehidupan mengemis yang dijalani oleh saudara-saudara tersebut ketika mereka mulai pada 1210 dengan persetujuan Paus, tetapi sebuah usaha yang tekun. Kerja mereka termasuk pelayanan tempat tinggal bagi orang sakit dan miskin, pidato yang tulus oleh para pastur dan orang awam, dan misi dalam lingkaran yang meluas, yang akhirnya termasuk orang kafir dan muslim.
Mereka berkumpul bersama setiap tahun pada hari Pentakosta di gereja kecil di Portiuncula di Asisi, untuk melaporkan pengalaman merekan dan memperkuat mereka untuk usaha baru.
Ada ketidak pastian dalam catatan kronologi dan sejarah mendetail dari akhir 15 tahun hidup pendirinya. Namun tahun-tahun ini mencakup kisah tentang asal-usul rumah-rumah pertama di Perugia, Cortona, Pisa, Florence, dan di tempat-tempat lainnya (1211-1213); upaya-upaya awal untuk melaksanakan misi kepada orang-orang Islam, pengutusan lima saudara yang tak lama kemudian menjadi martir ke Maroko, serta perjalanan yang dilakukan oleh Fransiskus sendiri ke Spanyol. Karena menderita sakit, ia terpaksa kembali tanpa mencapai tujuannya. Pemukiman-pemukiman pertama di jazirah Spanyol dan di Perancis, dan upaya-upaya untuk memperoleh tempat berpijak di Jerman, yang mulanya gagal. Perjumpaan Fransiskus dengan St. Dominikus di Roma pada Konsili Lateran Keempat (1215) hanyalah legenda. Bahkan argumen Sabatier untuk membuktikan bahwa pertemuan itu sungguh-sungguh terjadi pada 1218 sangat dipertanyakan.
Yang diakui historis adalah laporan yang berkaitan dengan perjalanan Fransiskus ke Mesir dan Palestina, pada Perang Salib Kelima. Pada kesempatan itu ia berusaha mengkristenkan Sultan Al-Kamil dan memberikan bukti-bukti bahwa ia bersedia mati demi imannya. Juga pertikaian intern yang muncul di dalam ordonya ketika ia kembali ke Italia pada 1220; asal-usul kepemimpinannya yang kedua dan diperluas, yang digantikan dua tahun kemudian oleh bentuk finalnya yang disusun oleh Kardinal Ugolino; dan penyerahan Indulgensia Portiuncula oleh Paus Honorius III pada tahun 1223). Dokumen ini mula-mula ditolak oleh Sabatier, namun belakangan diakui otentisitasnya.

MARTIN LUTHER

Martin Luther (lahir di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan ahli teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka bagi Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di lingkungan Gereja Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen.
Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 ia dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang kemudian secara keseluruhan Alkitab diterbitkan. Dia terus bekerja memperbaiki terjemahan sampai akhir hidupnya.
Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dimengerti baik di Jerman Utara maupun Selatan.Tujuannya adalah supaya Alkitab dengan mudah diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesulitan sehingga orang lain dapat membacanya tanpa hambatan."
Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual hingga 5000 kopi.

JOHN CALVIN


Yohanes Calvin (bahasa Inggris: John Calvin; bahasa Perancis: Jean Calvin, nama lahir: Jehan Cauvin (Jean Chauvin); lahir di Noyon, Picardie, Kerajaan Perancis, 10 Juli 1509 – meninggal di Jenewa, Swiss, 27 Mei 1564 pada umur 54 tahun) adalah teolog Kristen terkemuka pada masa Reformasi Protestan yang berasal dari Perancis. Namanya kini dikenal dalam kaitan dengan sistem teologi Kristen yang disebut Calvinisme (Kalvinisme). Ia dilahirkan dengan nama Jean Chauvin (atau Cauvin) di Noyon, Picardie, Perancis, dari Gérard Cauvin dan Jeanne Lefranc. Bahasa Perancis adalah bahasa ibunya. Calvin berasal dari versi Latin namanya, Calvinus.
Sebagaimana praktik Calvin di Jenewa, terbitan-terbitannya menyebarkan gagasan-gagasannya tentang bagaimana Gereja Reformasi yang benar itu ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teologi dari mayoritas Gereja Kristen di Skotlandia, Belanda, dan bagian-bagian tertentu dari Jerman dan berpengaruh di Perancis, Hongaria (khususnya di Transilvania dan Polandia.
Kebanyakan kolonis di daerah Atlantik Tengah dan New England di Amerika adalah Calvinis, termasuk kaum Puritan dan para kolonis di New Amsterdam (New York). Para kolonis Calvinis Belanda juga merupakan kolonis Eropa pertama yang berhasil di Afrika Selatan pada awal abad ke-17, dan menjadi apa yang dikenal sebagai orang Boer atau Afrikaner.
Sebagian besar wilayah Sierra Leone dihuni oleh para kolonis Calvinis dari Nova Scotia, yang pada umumnya adalah kaum loyalis kulit hitam, yaitu orang-orang kulit hitam yang berperang untuk Britania Raya pada masa Perang Kemerdekaan Amerika.
Sebagian dari gereja-gereja Calvinis yang paling besar dimulai oleh para misionaris abad ke-19 dan abad ke-20, khususnya di Indonesia, Korea dan Nigeria.
Sebuah aliran pemikiran telah lama menganggap Calvinisme merupakan revolusi terhadap sikap bermusuhan Abad Pertengahan terhadap riba, dan, secara tidak langsung, keuntungan. Hal ini ikut mempersiapkan berkembangnya kapitalisme di Eropa utara. Hubungan ini dikemukakan dalam karya-karya berpengaruh dari R.H. Tawney dan Max Weber.
Calvin mengungkapkan pikirannya tentang riba dalam sebuah suratnya kepada seorang teman, Oecolampadius. Dalam surat ini, ia mengecam penggunaan ayat-ayat Alkitab tertentu oleh orang-orang yang menentang pemberlakuan bunga uang. Calvin menafsirkan kembali ayat-ayat tersebut dan mengatakan bahwa ayat-ayat yang lainnya sudah tidak relevan lagi mengingat kondisi-kondisi yang telah berubah.
Calvin juga menolak argumen (yang didasarkan pada tulisan-tulisan Aristoteles) bahwa mengambil bunga uang adalah keliru, karena uang sendiri itu mandul. Ia mengatakan bahwa dinding dan atap rumah pun mandul, tetapi orang diizinkan meminta bayaran dari seseorang yang menggunakannya. Dalam cara yang sama, uang pun dapat dimanfaatkan.
Namun demikian, Calvin juga berkata bahwa uang harus dipinjamkan kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya, tanpa harus mengharapkan bunga.

JOHN WESLEY (Gurunya William Wilberforce yg juga tokoh yang mempengaruhi Abraham Lincoln)


John Wesley (lahir di Epworth, 28 Juni 1703 – meninggal 2 Maret 1791 pada umur 87 tahun) adalah seorang teolog Inggris. John merupakan anak seorang pendeta dari gereja Anglikan. Ayahnya bernama Samuel Wesley dan ibunya adalah Susanna Annesley. John juga memiliki seorang adik yang dilahirkan pada tahun 1707 (Charles Wesley). Ia dikenal sebagai pendiri Gereja Metodis.
John Wesley hidup di tengah-tengah masyarakat Inggris yang sedang terbagi dalam kelas-kelas sosial, yaitu kelas bangsawan, kelas menengah dan kelas bawah. Pada saat itu juga, terjadi kesenjangan sosial antara kelas bawah dan kelas mengengah ke atas. Kesenjangan sosial ini dipengaruhi oleh sistem ekonomi industri hasil dari Revolusi Industri. Wesley melihat ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Sekelompok orang yang berkuasa terus memperkaya diri mereka, sementara itu sebagian besar rakyat kelas bawah menderita kelaparan dan terjangkit penyakit.
Pada tahun 1714 John masuk ke sekolah Chartehouse di London. Ia belajar di sekolah tersebut hingga tahun 1720 kemudian pindah ke universitas Oxford. Pada tahun 1724, ia mendapat gelar sarjana muda dan menerima jabatan diaken pada tahun 1725.Selanjutnya pada tahun 1726, dia menjadi asisten dosen di Lincoln College, Oxford sambil menyelesaikan gelar sarjananya.Pada tahun 1727, dia berhasil mendapat gelar sarjana kemudian diangkat menjadi imam pembantu ayahnya di Epworth.Pada tahun 1735, Wesley pergi untuk menginjili ke daerah Georgia. Namun, ia tidak berhasil melakukan penginjilan di Georgia.
Pada waktu John Wesley kembali ke Inggris pada tahun 1738, ia semakin menyadari kebutuhan spiritualnya. Ia mulai menyadari bahwa ia dipanggil untuk memberitakan Injil kepada seluruh bangsa Inggris. Dalam perjalanannya di sekeliling Inggris, ia berhasil memikat banyak orang, khususnya kaum buruh, untuk percaya kepada Injil.
Wesley berbicara dengan sangat keras untuk menentang perbudakan. Dalam tulisan-tulisannya, ia mengutuk perdagangan budak sebagai tindakan orang yang menjual budak dan yang membeli budak sebagai bukan manusia, melainkan serigala.Ia juga mengatakan bahwa tugas seorang Kristen adalah mewartakan pembebasan dari Allah dan menentang perbudakan.Selain itu, Wesley juga menentang hukum yang melegalkan perbudakan dengan mengatakan: “apakah hukum, hukum manusia, dapat mengubah hakikat alami seseorang?” Sebelum meninggal Wesley berhasil melahirkan tokoh William Wilberforce sebagai tokoh pembebasan budah pertama di dunia.

GEORGE WHITEFIELD


George Whitefield adalah seorang pengkhotbah terkenal dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh pendiri Gereja Metodis.Whitefield lahir dalam sebuah keluarga miskin di Glouchester pada tahun 1714.Meskipun hidup dalam kekurangan, ibunya, yang telah menjadi janda, berupaya mendukung studi Whitefield dengan baik.Karena itulah, ia dapat belajar di Universitas Oxford. Di sinilah, Whitefield bersahabat dengan John Wesley dan Charles Wesley.
Pada tahun 1736, ia ditahbiskan menjadi pendeta di Gereja Anglikan.Setelah itu, ia mulai berkhotbah di pelbagai tempat, mulai dari Glouchester hingga beberapa gereja besar di London.Pada tahun 1738, Whitefield, bersama dengan John dan Charles Wesley, dikirim ke Georgia, Amerika Serikat, untuk mengabarkan Injil.Di Amerika Serikat, Whitefield berkhotbah di hadapan ribuan orang dan turut memengaruhi munculnya Kebangunan Rohani di kalangan gereja Presbiterian dan Konggregasional.Ketika kembali ke Inggris, Whitefield juga berkhotbah di mana-mana sehingga turut memengaruhi Kebangunan Rohani di Inggris pada abad ke-18.

JOHN SUNG



John Song Shang Jie (Hanzi sederhana: 宋尚节; Hanzi tradisional: 宋尚節; pinyin: Sòng Shàng-Jíe; Wade-Giles: Sung4 Shang4-Chieh2) atau Sung Siong Geh atau lebih dikenal sebagai John Sung (29 September 1901 – 18 Agustus 1944) adalah seorang penginjil yang terkenal dari RRC pada abad ke-20. Ia menjadi terkenal setelah mengadakan serangkaian perjalanan ke beberapa daerah di RRC, Taiwan, dan Asia Tenggara dan melakukan pekabaran Injil dan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani kepada orang-orang Tionghoa perantauan yang membawa ribuan orang kepada iman Kristen. Sung mendapat gelar "Obor Allah di Asia".
John Sung dilahirkan di desa Hong Chek, wilayah kota Putian (Hing-hwa), provinsi Fukien (Fujian), RRC, pada tanggal 27 September 1901. Ia mulai berkhotbah sejak usia remaja. Kemudian ia mendapat beasiswa dari Gereja Metodis untuk belajar di Amerika Serikat. Tahun 1926 John Sung memutuskan untuk menjadi seorang pekabar Injil. Upayanya dimulai dengan berkeliling RRC dari tahun 1927 hingga 1934.[3]
Mulai tahun 1935, Sung memulai perjalanan penginjilan di Asia. Perjalanan meliputi Filipina, Singapura, Thailand, dan juga Indonesia. Di Indonesia, Sung berkeliling ke beberapa kota, seperti Madiun, Solo, Jakarta, Bogor, Cirebon, Semarang, Magelang, dan Yogyakarta. Pengaruh kedatangan Sung amat besar terhadap berdirinya gereja-gereja Tionghoa di Jawa.[1]

Bunda Theresa

Bunda Teresa (Agnes Gonxha Bojaxhiu;[1] lahir di Üsküb, Kerajaan Ottoman, 26 Agustus 1910 – meninggal di Kalkuta, India, 5 September 1997 pada umur 87 tahun) adalah seorang biarawati Katolik Roma keturunan Albania[2][3] dan berkewarganegaraan India[4] yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih (bahasa Inggris: Missionaries of Charity) di Kalkuta, India, pada tahun 1950. Selama lebih dari 45 tahun, ia melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, sementara membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India dan selanjutnya di negara lain. Setelah kematiannya, ia diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II dan diberi gelar Beata Teresa dari Kalkuta.[5][6]

Pada 1970-an, ia menjadi terkenal di dunia internasional untuk pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya. Misionaris Cinta Kasih terus berkembang sepanjang hidupnya dan pada saat kematiannya, ia telah menjalankan 610 misi di 123 negara, termasuk penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, lepra dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Pemerintah, organisasi sosial dan tokoh terkemuka telah terinspirasi dari karyanya, namun tak sedikit filosofi dan implementasi Bunda Teresa yang menghadapi banyak kritik. Ia menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan pemerintah India, Bharat Ratna (1980) dan Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 1979. Ia merupakan salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam sejarah. Saat peringatan kelahirannya yang ke-100 pada tahun 2010, seluruh dunia menghormatinya dan karyanya dipuji oleh Presiden India, Pratibha Patil.[7]

BILLY GRAHAM
William Franklin Graham adalah tokoh kebangunan rohani di Amerika pada abad ke-20.[1] Ia dikenal dengan nama Billy Graham. Ia memiliki semangat penginjilan yang kuat. Perhatiannya terutama ditujukan kepada kaum muda yang acuh tak acuh terhadap gereja dan kekristenan. Ia pun mendirikan sebuah lembaga penginjilan yang bertujuan untuk mengadakan penginjilan kepada kaum muda, khususnya kepada siswa-siswa sekolah menengah yang bernama Youth fo Christ (Pemuda bagi Kristus).
William Franklin Graham atau Billy Graham dilahirkan dalam sebuah keluarga Baptis yang saleh di Charlotte, Amerika Serikat, pada tahun 1918. Sejak kecil ia telah bercita-cita untuk melayani pekerjaan Tuhan.Sejak kecil ia telah bercita-cita untuk melayani pekerjaan Tuhan. Ia tidak mempunyai latar belakang pendidikan teologi akademik. Ia hanya mengikuti kurusus teologi di Florida Bible Institute, sebuah kursus teologi fundamentalis. Setelah menyelesaikan kursus teologinya, Billy menjadi pendeta Baptis di selatan (Southern Baptist Convention). Tahun 1943 ia menamatkan studi sarjana mudanya pada Wheaton College dalam bidang antropologi. Wheaton College mempunyai latar belakang fundamentalisme yang kuat sehingga mempengaruh Billy Graham.

STEPHEN TONG


Stephen Tong (bahasa Tionghoa: 唐崇荣; pinyin: Tang Chongrong) adalah seorang pendeta Kristen yang dilahirkan di Xiamen, provinsi Fujian, Republik Rakyat Cina pada 1940. Ia kemudian menjadi warganegara Indonesia dan saat ini tinggal di Jakarta dan sejak usia 17 tahun telah dipanggil untuk menjadi penginjil. Ia adalah salah satu tokoh teologi Reformed terkemuka, mengadakan seminar-seminar di seluruh dunia secara teratur setiap tahun. Ia juga mendirikan Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI) dan anggota International Consultants of the Lausanne Committee of World Evangelization. Selain seorang pendeta, ia juga seorang komposer, konduktor, artis, dan arsitek.
Pdt. Stephen Tong selama 25 tahun mengajar teologi dan filosofi di Seminari Alkitab Asia Tenggara di Malang dan saat ini mengajar di Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) di Jakarta yang ia dirikan. Ia telah menulis lebih dari 75 buku. Pada tahun 1990 ia mendirikan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII), termasuk sebuah seminari, Institut Reformed, Jakarta Oratorio Society, departemen literatur, dan pusat penerjemahan teologi, serta pusat aktivitas-aktivitas evangelistik, seminar, dan konseling. Pada tahun 1996 Pdt. Tong mendirikan Reformed Institute for Christianity and 21st Century di Washington D.C., Amerika Serikat.[1]
Ia dikenal sebagai pengritik keras gerakan Karismatik, New Age Movement, Postmodernisme, Seni Kontemporer, psikologi, budaya Barat, budaya Timur, filosofi, dan Teologi Kemakmuran. Sebagai pendeta, ia memiliki pengetahuan luas di bidang seni, musik, filsafat, sejarah, dan arsitektur. Ia telah menulis banyak lagu gereja, menulis banyak buku rohani dan merancang beberapa bangunan gereja.[2]
Seminar-seminarnya diadakan di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya; dan di kota-kota mancanegara seperti di Cambridge (Massachusetts Institute of Technology), Hong Kong (China Graduate School of Theology), Taiwan (China Evangelical Seminary), Singapura (Trinity Theological College), Westminster Theological Seminary, Regent College, Columbia University, University of California at Berkeley, Stanford University, University of Maryland, dan Cornell University. Ia menyampaikan kotbah dalam bahasa Indonesia, Mandarin, dialek Fujian, dan Inggris.






Previous
Next Post »